- Siuman karena rindu –
Kedua matanya terbuka, setelah sekian lama
terpejam.
“Fia ini aku”. Sepatah sapa untuknya.
- KaruniaNYA telah
kembali –
Sang ibu tak sanggup membendung deras air
matanya,
Setelah menatap KaruniaNYA tersenyum tanpa
nafas dan sukma.
- Ras Sarungan –
“Saya adalah SANTRI, bukan MENTRI”,
Kata pejabat alumni pesantren ini.
- Ini bukan Bertunangan !
-
Mereka menyepi berduaan, kata orang tuanya
sudah "Bertunangan".
padahal belum di halalkan.
- Jodoh kita ? –
“Suami yang baik hanya untuk istri yang
baik, begitu pula sebaliknya”,
“Bagaimana jodohku ?”, Tanya “kita”.
- Penjual janji –
Kami sebagai rakyat hanya membeli dan
menunggu,
Sedangkan dia sebagai pejabat hanya
menjual janji palsu.
- Aku dan Maduraku –
“Maduraku masih utuh dengan kekentalan
agama,
Sedangkan aku sudah terkupas rusuh oleh
globalisasi dunia”.
Kata Re-Karenah Reng Konah”.
- Diary Azizah –
Sebelum tidur dia selalu menulis
riwayatnya.
Tertulis “Aku adalah azizah, seorang
wanita tanpa tangan”.
- Selamat tinggal ramadan
–
Minal aidzin wal faidzin masih membekas
untuk menghapus kesalahany berikutnya
“Selamat tinggal ramadan”, kata Syawal
dengan wajah haru.
- Awal nasehat Ibu –
“Nak, kalau sudah besar nanti
pandai-pandailah mengaji dan mentaati perintah guru ya”,
Kata seorang wanita sambil mengelus perut
kandungannya.
- Menggantung derajat #1
–
Ia belajar mandiri tanpa memanjakan diri,
sebagai mana dirumah sendiri,
“Dipesantren, tidak ada namanya anak
Presiden atau Raja”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar