Selasa, 27 Agustus 2013

Fiksi Mini #9

- Siuman karena rindu –
Kedua matanya terbuka, setelah sekian lama terpejam.
“Fia ini aku”. Sepatah sapa untuknya.

- KaruniaNYA telah kembali 
Sang ibu tak sanggup membendung deras air matanya,
Setelah menatap KaruniaNYA tersenyum tanpa nafas dan sukma.

- Ras Sarungan –
“Saya adalah  SANTRI, bukan MENTRI”,
Kata pejabat alumni pesantren ini.

- Ini bukan Bertunangan ! -
Mereka menyepi berduaan, kata orang tuanya sudah "Bertunangan".
padahal belum di halalkan.

- Jodoh kita ? –
“Suami yang baik hanya untuk istri yang baik, begitu pula sebaliknya”,
“Bagaimana jodohku ?”, Tanya “kita”.

- Penjual janji –
Kami sebagai rakyat hanya membeli dan menunggu,
Sedangkan dia sebagai pejabat hanya menjual janji palsu.

- Aku dan Maduraku –
“Maduraku masih utuh dengan kekentalan agama,
Sedangkan aku sudah terkupas rusuh oleh globalisasi dunia”.
Kata Re-Karenah Reng Konah”.

- Diary Azizah –
Sebelum tidur dia selalu menulis riwayatnya.
Tertulis “Aku adalah azizah, seorang wanita tanpa tangan”.

- Selamat tinggal ramadan –
Minal aidzin wal faidzin masih membekas untuk menghapus kesalahany berikutnya
“Selamat tinggal ramadan”, kata Syawal dengan wajah haru.

- Awal nasehat Ibu –
“Nak, kalau sudah besar nanti pandai-pandailah mengaji dan mentaati perintah guru ya”,
Kata seorang wanita sambil mengelus perut kandungannya.

- Menggantung derajat #1 –
Ia belajar mandiri tanpa memanjakan diri, sebagai mana dirumah sendiri,
“Dipesantren, tidak ada namanya anak Presiden atau Raja”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar