Sabtu, 26 Juli 2014

Fiksi Mini #25

- Ramadan Bulan Kampanye –
“Pak, kalender bulan ini tanggalnya kok penuh dengan kurungan?”
“Iya Nduk, Bapak banyak jadwal”,
jawab si bapak yang berperan sebagai provokator politik.

- Baju Baru, Innaalillah –
Dengan ceria gadis kecil itu memakai baju baru yang dibelikan oleh ayahnya,
Lantas kemudian sebuah rudal jatuh di rumahnya,
“Innaalillah!”, sorak beberapa tetangganya.


- Satu Orang Lagi –
Kesedihan tampak dari raut wajah Pak Herman,
Yang dari tadi hanya memandang foto capres di balik layar ponselnya.
“Aku sudah meminta maaf kepada semuanya, kecuali kepada beliau”, ujarnya.

- Merasa Puasa –
“Aku tidak makan dan minum kok”,
“Tapi mulutmu mengunyah aib sedangkan matamu melihat aurat orang”,
 “Ah! Itu hakku”ketusnya . geleng-geleng kepala temannya mengakhiri pembicaraan tersebut.

- Sensasi Religi –
Tiba-tiba semua ibu-ibu tetangga mencela TV,
Katanya karena wanita yang ada di dalam TV buka tutup jilbab.

- Hadiah Dari Tuhan –
“Jangan jadikan perjalanan jauh untuk tidak puasa”,
“Dawuh kyai, ifthornya musafir itu hadiah dari Tuhan”.
Jawaban itu ia renungi dan perlahan-lahan basmalah mengawali ifthor perjalannannya.

- Mulut Seorang Muslimkah? –
“JANC*K! ANJ*NG! T*I! KAU ISR*EL!”
Umpatan itu menggetarkan gendang telinga seorang kristiani di dekatnya.
“Masnya orang muslim?”, spontan pertanyaan itu membuatnya bisu.

- Bantuan Udin –
“Udin tadi kok ngomong sendiri, kenapa?”,
 Anak kecil itu tidak menjawab,
ia terdiam berharap Tuhan mengabulkan doa kecilnya untuk palestina.


- Maaf –
“Maafkan jika tulisanku keliru atau bahkan menyakitkan kalbu”,
“Maafkan juga atas kesalahan-kesalahanku”,
aku berbicara kepadamu.

~ Minal Aidzin Wal Fai’idzin ~